1. Teori Koresponden
Menerangkan
bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada
kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan
objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut. Dengan kata
lain, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian [correspondence]
antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh
terjadi merupakan kenyataan atau faktanya. Kebenaran adalah kesesuaian
pernyataan dengan fakta, yang berselaran dengan realitas yang serasi dengan
sitasi aktual. Dengan demikian ada lima unsur yang perlu yaitu :
- Pernyataan (statement)
- Persesuaian (agreemant)
- Situasi (situation)
- Kenyataan (realitas)
- Putusan (judgements)
2. Teori Konsistensi
Teori ini merupakan suatu
usaha pengujian (test) atas arti kebenaran. Hasil test dan eksperimen dianggap
reliable jika kesan-kesan yang berturut-turut dari satu penyelidik bersifat
konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu
dan tempat yang lain. Dengan kata lain, kebenaran ditegakkan atas hubungan
antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui
dan akui benarnya terlebih dahulu.
3. Teori Pragmatisme
Paragmatisme menguji
kebenaran dalam praktek yang dikenal para pendidik sebagai metode project atau
metode problem solving dalam pengajaran. Mereka dinyatakan benar hanya jika
mereka mampu memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu itu benar, jika
mengembalikan pribadi manusia di dalamvkeseimbangan dalam keadaan tanpa
persoalan dan kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya manusia
selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan
penyesuaian dengan tuntutan-tuntutan lingkungan.
4. Kebenaran Religius/Kebenaran Performatif
Kebenaran tak cukup hanya diukur dengan rasio dan kemauan individu. Kebenaran
bersifat objective, universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena
kebenaran ini secara antalogis dan oksiologis bersumber dari Tuhan yang
disampaikan melalui wahyu. Masyarakat yang mengikuti kebenaran performatif
tidak terbiasa berpikir kritis dan rasional. Mereka kurang inisiatif dan
inovatif, karena terbiasa mengikuti kebenaran dari pemegang otoritas. Pada
beberapa daerah yang masyarakatnya masih sangat patuh pada adat, kebenaran ini
seakan-akan kebenaran mutlak. Mereka tidak berani melanggar keputusan pemimpin
adat dan tidak terbiasa menggunakan rasio untuk mencari kebenaran.
5. Teori Kebenaran Konsensus Suatu
teori dinyatakan benar jika teori itu berdasarkan pada paradigma atau
perspektif tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui atau mendukung
paradigma tersebut.
Source :
Sumantri Surya. 1994. Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Syam, Muhammad Noor. 1988. Filsafat
Kependidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Surabaya: Usaha
Nasional
No comments:
Post a Comment
Semoga semua yang di posting disini bermanfaat buat semua pembaca blogger..