Sulit untuk mengetahui jumlah emosi berdasarkan kata-kata emosi karena jumlahnya bervariasi dari satu bahasa ke bahasa lain. Namun sebagian ahli menyebutkan bahwa emosi sebenarnya hanya terdiri dari sedikit emosi dasar saja. Selebihnya adalah perpaduan antara emosi-emosi dasar itu. Misalnya Paul Ekman, salah seorang peneliti emosi paling terkemuka, menunjukkan bahwa manusia memiliki 6 emosi dasar, yakni :
- Fear (takut)
- Anger (marah)
- Sadness (sedih)
- Happines (bahagia)
- Disgust (jijik)
- Surprise (terkejut)
Emosi dasar ini dipercaya dimiliki oleh semua manusia dari budaya manapun juga.
Selain membedakan emosi berdasarkan emosi dasar atau primer dan emosi
turunan atau sekunder. Emosi juga bisa dibedakan satu sama lain dengan
kategori tertentu. Istilahnya adalah peta emosi. Salah satu
pengategorian emosi yang cukup bermanfaat adalah dengan membedakan emosi
berdasarkan skenario kognitif yang dimiliki seseorang terhadap emosi
yang dialami. Misalnya dibedakan berdasarkan kejadian-kejadian yang
menyebabkan emosi, berdasarkan nilai positif dan negatif, berdasarkan
kedekatan makna antara kata-kata emosi, dan lainnya.
- Pembagian Emosi Berdasarkan Nilai Positif dan Negatif
Emosi bisa dibedakan dalam nilai positif dan negatif. Diantara
keduanya terdapat nilai netral. Emosi netral adalah kategori emosi yang
tidak jelas posisinya. Kadang bisa sebagai emosi positif kadang bisa
sebagai emosi negatif, seperti misalnya terkejut dan heran. Emosi
positif berperan dalam memicu munculnya kesejahteraan emosional (emotional well-being)
dan memfasilitasi dalam pengaturan emosi negatif. Jika emosi Anda
positif, maka Anda akan lebih mudah dalam mengatur emosi negatif yang
tiba-tiba datang. Misalnya saat Anda sedang merasa bahagia, tiba-tiba
ada yang memaki Anda, maka Anda lebih sulit untuk tersinggung.
Emosi-emosi yang bernilai positif diantaranya adalah sayang, suka,
cinta, bahagia, gembira, senang, dan lainnya.
Emosi negatif menghasilkan permasalahan yang mengganggu individu
maupun masyarakat. Biasanya, orang menekankan pada emosi yang negatif.
Anda cenderung untuk lebih memperhatikan emosi-emosi yang bernilai
negatif. Misalnya sedih, marah, cemas, tersinggung, benci, jijik, muak,
prasangka, takut, curiga dan sejenisnya. Bukankah emosi-emosi itu
mengganggu Anda? Mereka yang mudah tersinggung, gampang marah-marah, dan
berprasangka tidak akan disukai masyarakat. Mereka yang mengalaminya
pun tidak akan merasakan sejahtera dalam hidupnya.
Emosi positif dan negatif sangat mempengaruhi perasaan sejahtera
seseorang. Orang yang memiliki banyak emosi positif dan kurang memiliki
emosi negatif biasanya merupakan orang-orang yang berbahagia atau
sejahtera dalam hidupnya. Sedangkan mereka yang lebih banyak memiliki
emosi negatif hidupnya kurang sejahtera. Selain oleh emosi, perasaan
sejahtera juga ditentukan oleh kepuasan hidup. Jika seseorang merasa
bahwa hidupnya secara keseluruhan memuaskan, maka ia akan mengalami
sejahtera (kehidupan yang berbahagia). Singkatnya, seseorang yang
memiliki derajat tinggi akan perasaan sejahtera adalah ia yang puas
terhadap hidupnya, banyak mengalami emosi yang positif dan kurang
mengalami emosi yang negatif.
- Pembagian Emosi Berdasarkan Skenario Kognitif
Manusia mengategorisasikan segala sesuatu di dunia ini. Begitulah
pikiran atau kognisi manusia bekerja. Kategorisasi. Emosi tidak luput
dari kategorisasi. Itu artinya, terdapat struktur kognitif dalam emosi,
yakni cara bagaimana emosi dibedakan satu sama lain. Sekurangnya
terdapat 3 cara dalam membedakan emosi, yakni perbedaan yang terlihat
dengan adanya kata-kata emosi yang banyak jumlahnya itu, membedakan
berdasarkan kejadian anteseden (yang menimbulkan emosi) dan manifestasi
emosi (tanda-tanda munculnya emosi), dan berdasarkan konstruksi peneliti
sendiri.
Anna Wierzbicka, seorang peneliti emosi dari Australian National
University, membedakan emosi ke dalam 6 kelompok utama yang didasarkan
pada tema-tema umum, yakni 1) “Sesuatu yang baik terjadi”, 2) “Sesuatu
yang buruk terjadi”, 3) “Sesuatu yang buruk bisa/akan terjadi”, 4) “Saya
tidak ingin hal seperti ini untuk terjadi’, 5) ‘berpikir tentang orang
lain”, 6) “Berpikir tentang diri sendiri”. Masing-masing dari tema itu
terkait dengan beberapa aspek skenario kognitif yang dimiliki.
1. Sesuatu yang baik terjadi
Jika Anda mengalami sesuatu yang baik terjadi dalam hidup Anda,
misalnya Anda mendapatkan undian, diterima bekerja, mendapatkan kekasih,
menggapai impian, maka kira-kira emosi apa yang akan Anda alami? Anda
tentu akan merasa bahagia, senang, gembira, suka, riang, damai, nyaman,
nikmat, lega, dan semacamnya.
2. Sesuatu yang buruk terjadi
Bayangkan jika Anda berada dalam situasi yang buruk? Misalnya Anda
dipecat, dimarahi atasan, dikhianati dan sebagainya yang buruk-buruk.
Apa yang kira-kira Anda rasakan? Boleh jadi Anda mengalami kesedihan,
tertekan, menderita, sakit hati, frustrasi, kecewa, merasa ditolak, atau
lainnya yang semacam.
3. Sesuatu yang buruk bisa/akan terjadi
Jika seseorang merasa bahwa sesuatu yang buruk bisa saja terjadi.
Misalnya bisa kehilangan orang disayang, kehilangan penghasilan,
dirampok, diperkosa, dan sebagainya yang buruk-buruk, maka Anda mungkin
mengalami cemas, panik, takut, khawatir, gugup, pucat, was-was, waspada,
atau lainnya.
4. Saya tidak ingin hal seperti ini terjadi
Saat Anda tidak menginginkan sesuatu yang Anda alami terjadi, apa
yang Anda rasakan? Anda ingin yang terjadi tidak seperti yang Anda
alami. Nah, karena itu maka mungkin Anda merasa marah, panas hati,
murka, terkejut, atau yang lainnya.
5. Berpikir tentang orang lain
Pada saat Anda memikirkan orang lain, apa saja yang mungkin Anda
rasakan? Boleh jadi Anda merasa iri atau cemburu. Mungkin saja Anda
merasa kasihan. Bisa juga Anda merasa kagum, salut, terpesona, segan,
hormat, curiga, benci, sinis, atau bahkan jijik.
6. Berpikir tentang diri sendiri
Anda juga akan mengalami emosi tertentu ketika berpikir tentang diri
Anda sendiri. Coba Anda ingat-ingat apa saja emosi yang biasanya muncul
karena berpikir tentang diri sendiri itu. Bisa jadi Anda merasa malu,
bingung, merasa bersalah, menyesal, bangga atau yang lainnya.
Source : http://psikologi-online.com
Source : http://psikologi-online.com
No comments:
Post a Comment
Semoga semua yang di posting disini bermanfaat buat semua pembaca blogger..